Rahasia
Di Balik Sebuah Perjalanan
P
|
agi
itu langit tampak cerah. Seorang wanita bernama Annera berjalan di sekitar tepi
pantai dengan pandangan kosong. Dia hanya ditemani hamparan pasir, ombak
menyapanya dengan ramah, dan alunan anginpun ikut menemani suasana hatinya yang
kelam.
Annera terus melangkah tanpa henti, di
tengah perjalanannya ia menemukan sebuah perahu tua lengkap dengan alat dayung.
Tanpa membuang waktu, wanita malang itu segera menaiki perahu tua tersebut
tanpa tujuan. Tak terasa waktu bergukir begitu cepat, tanpa ia sadari kini ia
telah mendayung perahunya hingga tengah lautan luas.
Dengan terus mendayung tanpa letih, ia
memandangi daerah sekelilingnya, perasaan heranpun terpancar dari wajah wanita
itu. Dia berfikir, “begitu indah dan menawan dunia ini”. Tiba-tiba ferra tampak
kebingungan saat ia dikejutkan oleh suara lirih yang menyapanya. Ferra terus
mencari darimana asal suara itu. Betapa terkejutnya ia saat ia menyadari tidak
ada satupun manusia disana. Hanya ada seekor merpati putih yang hinggap di
perahunya.
Annera kemudian bertanya, “Apakah engkau yang
menyapaku, Merpati Putih?”
“Benar”, jawab Merpati. “Apa yang sedang kamu
lakukan di tempat ini?”
“Kemanakah engaku akan mendayung perahumu?”
“Aku ingin pergi untuk mencari kebahagiaan”,
jawab Ferra.
Di tengah lautan bisu, percakapan
antara Ferra dengan merpati itupun terus berlangsung.
Annera bertanya, ”Apakah engkau tau dimana tempat untukku menemukan
kebahagiaan, Merpati?”
“Annera, air ini adalah sebuah kehidupan. Yang akan terus mengalir
tanpa ada yang bisa menghalanginya. Bisa saja aliran air ini akan membawamu ke
sebuah istana megah, yang dikelilingi pohon-pohon yang menjulang tinggi, dengan
kicauan burung yang mengalun merdu setiap saat. Namun dapat pula aliran air ini
akan membawamu ke tempat yang tandus, gersang, dan tidak ada apapun yang biasa
kau temukan disana, “jawab merpati”.
Dengan terus mendayung perahunya,
wanita bernama Ferra itu terus memikirkan perkataan merpati putih.
Annera berkata, “Merpati, aku bahagia bertemu teman sepertimu. Karna
kehadiranmu mampu mengusir sepi dank au terus memberiku harapan”.
“Itulah teman”, jawab merpati. Teman akan senantiasa mendukungmu jika
ia tau kebaikan dalam hatimu. Namun aku tidak bisa berlama-lama disini. Aku
harus pergi karena aku juga punya keluarga. Setelah kau sampai di tepi nanti,
aku berjanji aku akan kembali menemuimu.
“Baiklah, jalan hidup kita memang berbeda”, jawab
Annera dengan kecewa.
Annera, bersabarlah. Ingatlah bahwasannya jalanmu masih panjang. Tidak
menutup kemungkinan ombak besar akan menghadangmu. Dan tatkala itu benar
terjadi, berpegang eratlah kamu kepada segala hal yang kau percaya dapat
melindungimu.
Merpati putihpun berlalu pergi
mengepakkan sayap indahnya menembus langit biru. Ferra terus memandang merpati
itu hingga awan melenyapkan pandangannya. Tak berapa lama merpati itu pergi,
Ferra telah mendayung perahunya ke sebuah tempat yang menawan, dengan
dikelilingi pohon-pohon serta bunga-bunga, yang di atasnya kupu-kupu cantik
tersenyum pada Ferra.
“Ini adalah pemandangan terindah yang pernah aku lihat selama hidupku”,
kata Ferra dengan senangnya.
Saat Ferra terus mendayung, keindahan
itupun perlahan lenyap. Digantikan oleh rasa takut akan ombak besar yang sedang
berlari ke arahnya. Ferra berfikir, “Bagaimana jika ombak itu akan
menjatuhkannya dan menenggelamkannya hingga ke dasar?’’ Ombak itupun semakin
mendekat, dan sesekali menghantam perahu Ferra denagn dahsyatnya. Namun Ferra
teringat dengan pesan burung merpati kepadanya. Ferrapun berpegang erat pada
perahunya.
Tidak lama kemudian, ombak itu pergi
menjauh. Ferra terus mendayung tanpa lelah dan sampailah ia di sebuah tepi
pantai yang sangat ramai dikunjungi para wisatawan.
Iapun
turun dan berfikir, “Dimana sesungguhnya kebahagiaan yang aku cari?”
Saat
Ferra termenung dalam khayalannya, merpati putih datang memenuhi janjinya.
“Bagaimana dengan perjalananmu?
Sudahkah kau temukan apa yang kau cari?” Tanya merpati.
Ferra terdiam, dia masih berfikir dimana kebahagiaan yang
dikatakan oleh merpati itu.
“Ferra, bukankah seharusnya kau
puas karena telah berhasil mendayung perahumu hingga ke tepi? Disinilah kau
akan mulai mendayung hidupmu yang sesungguhnya. Dan apa yang akan terjadi
padamu nanti tak akan jauh berbeda dengan apa yang telah kau alami hari ini.
Dan yakinlah kau akan temukan kebahagiaan yang sesungguhnya,” kata merpati.
Merpati putihpun kembali terbang meninggalkan Ferra. Pagi
yang tadinya cerah kini berubah menjadi senja. Kegelapan mulai menyelimuti
awan. Akhirnya Ferra tersadar bahwa inilah awal perjalanan hidupnya. Iapun
kembali berjalan pulang menemui kehidupan yang akan kembali ia hadapi. Mungkin
ini akan menjadi lebih berat dari sebalumnya, tapi ia yakin bahwa kebahagiaan
yang akan ia temukan nanti
jauh lebih
berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar