Cari Blog Ini

Rabu, 15 April 2015

Mau Dicintai Allah? Cintai Dulu Sabar dan Ikhlas


Sabtu, 11 April 2015
"Cinta, sebuah kata yang memiliki ribuan makna. Tapi satu yang harus
kita ingat, bahwa cinta Allah adalah cinta hakiki. Mencintai Allah
adalah syarat untuk dapat dicintai Allah itu sudah pasti. Tapi mencintai
manusia, bukan sebuah syarat dan bukan kepastian untuk dicintainya.
Karenanya jangan pernah ragu akan cinta Allah."
Hari yang ku nanti-nanti akhirnya tiba. Sabtu, minggu ke-2 dalam setiap
bulannya untuk bertemu orang yang aku suka. Namanya Fikri.
Pukul 15.00
Waktu semakin cepat berlalu tapi tak jua kulihat batang hidungnya.
Mungkinkah sedang sibuk? Pasti ada kegiatan yang lebih penting. Hatiku
membenarkan.
Tak lama setelah ku berhenti berharap akan kedatangannya, seorang lelaki
dengan segala kebijaksanaannya datang dari arah utara memarkir
motornya. Dialah Fikri.
Pandanganku sekelebat jatuh padanya namun sesegera mungkin aku
berpaling. Sungguh ada semangat luar biasa yang mendorongku untuk
tertawa ceria. Alhamdulillah, keyakinanku tak salah dan penantiankupun
tak sia-sia.
Sepulang madin jujur hatiku berbunga-bunga, ditambah dengan satu pesan
yang muncul di layar hp ku. Aku slalu takut membuka pesan dari nomer
dengan akhiran 414 itu, tapi .. Tak lama kemudian satu pesan lagi. Dari
Mbak Nisa. Pesan yang sama dengan pesan darinya. Dia mengirimkannya pada
semua anak Irmas, bukan padamu saja.. GR banget!
Malam masih tanpa bintang, sunyi dan sepi. Malam yang tiba tapi tak
sesuai dengan harapan, namun harus tetap disyukuri.
Indah nian mencintainya dalam diam, meski tak luput dari tangis dan
penyesalan. Kita sama-sama menyesal bukan? Sama-sama merasa berdosa. Sama-sama ingin memperbaiki diri.
Tapi kak, keberuntungan mungkin slalu ada di pihak kakak. Jalan terang
telah terbentang di hadapan kakak. Jalan yang akan membawa pada satu
tujuan kakak yang pernah kakak sampaikan tempo hari, "Kebahagiaan Orang
Tua". Bukankah kini kakak juga sudah berada di samping seorang yang
benar pantas untuk kakak? Kakak juga punya banyak teman yang sangat
mempercayai kakak. Kakak punya banyak cinta. Tapi di sisi lain, jalanku masih terjal, dipenuhi
tanda tanya dan ketidakpastian. Tapi saat ini yang kuyakini hanya satu
Allah. Satu tempat yang sangat aku percaya adalah Allah. Yang
mempercayaiku tulus juga Allah.
Di hari yang kunanti, aku bahagia. Cukup dengan menatap saja sudah
bahagia. Tapi ntahlah! Kalau harus berlama-lama dalam satu majlis yang
sama, aku masih tidak tahan. Lama kelamaan juga pasti terbiasa kok,
fighting!
Pukul 22.25
Biasanya ketika khataman, pukul 22.00 aku harus segera pulang. Tapi aku
menunggu sesuatu, "Menunggu dia terbangun."
Tapi 25 menit berlalu dan tak ada tanda-tanda dia akan bangun, jadi
kuputuskan untuk pulang.
Aku : "Mas, mbak, minta doanya buat besok Senin ya?"
Amin : "Arep nyapo?"

Aku : "Ujian mas, semoga diberikan kelancaran dan kemudahan. Terus kalau
ada salah aku minta maaf."
Yusuf : "Koyo wis akhir ae."
Aku : (Tersenyum)
P. Kabul : "Lek ora iso tenanan pokok e bismillah engko ditunjukne soko potelote."
Amin : "Mugi berkah."
Aku : "Assalamu'alaikum"
Serentak : "Wa'alaikumsalam"

Aku harus tetap seperti ini, tersenyum dan tersenyum. Tak masalah
bagaimana suasana hati sebenarnya, yang terpenting adalah menjalaninya
dengan senyuman dan keikhlasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar