Cari Blog Ini

Rabu, 15 April 2015

Give Thanks to Allah

Diary oh Diary.
Sebenarnya aku masih takut menyentuhmu, aku tak berani mendekatimu, tapi
aku juga tak rela membuangmu. Tapi rasa rinduku mengalahkan
ketakutanku. Akhirnya aku beranikan diri untuk membuka masa laluku.
Awalnya aku tersenyum-senyum, mengingat-ingat bahwa kejadian demi
kejadian yang tersurat dalam diary ini adalah kisahku. Semakin banyak
aku membuka lembar demi lembar, tanganku terhenti pada sebuah judul
"Kata Motivasi dan Pencerah Qalbu" by Fikri (disamarkan). "Siapa Fikri
yang ada dalam diary ini?"
15 lembar lebih terlewati, semua berisi amanah dan nasehat yang pernah
kakak berikan. Kemudian usai kubaca tulisan dengan judul "Kejujuran dan
Cinta", aku berkata, "Aku tak ingat aku pernah menulis semua ini.
Tertanggal 06 Maret 2014.
|Semua hanya berat di fikiran. Kenyataan gak seperti yang ada di angan.
Aku minta pendapat. Tentang sikapku, apa yang harus aku lakukan dgn
perasaan ini?
|Tetaplah seperti itu, karena memang seharusnya seperti itu. Jadilah
diri sampean sendiri. Kalau yakin, kita bisa sama-sama menjaga hati.
|Apakah perlu kita mendekatkan hubungan?
|Aku hanya wanita biasa yang gak punya apa-apa. Mimpi apa aku ingin
bersanding dgn seorang sepertimu? Pantaskah aku berharap cintamu? Karna
itulah aku pengen menghindar. Ku gak pengen terlalu berharap dan
akhirnya hanya sakit.
|Mengapa harus kata-kata itu lagi yg terucap dari seorang yang ku
sayangi?
|Itu kenyataan, mas Fik. Ku ndak mengada-ada. Kalau sampean ndak yakin,
jangan pernah sekali-kali kamu memberikan harapan kepada seorang wanita
atau sampean hanya akan membuatnya menderita menahan sakit.
|Aku gak pernah main-main dgn suatu hubungan. Akan ku pertahankan sekuat
tenaga. Yang ku ragukan, apakah kamu bisa mempertahankan hubungan?
Seperti yang telah terjadi pada masa laluku.
... Dan masih banyak lagi.
Semua itu seperti dalam konteks drama saja. Teks yang tersusun dalam
lembaran itu adalah skenarionya. Tapi ngomong-ngomong, siapa tokoh
utamanya? Aku atau kamu?
^-^

Aku mengambil sebuah kesimpulan. Allah berhak membolak-balikkan hati
hamba-Nya. Aku yang kala berbahagia dengannya tak mengingat Allah,
sekarang Allah memberikan pelajaran dengan membalikkan hati orang yang
ku cinta. Tujuannya adalah Allah hanya ingin aku kembali mengingat-Nya,
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan menerima ujian dari-Nya. Karena
itu, aku harus tegar. Bukankah tujuan hidup kita hanyalah Allah?
Setelah aku menulis semuanya, aku berfikir "Ternyata banyak juga tugas
yang Allah berikan padaku. Banyak orang yang belajar spiritual dari
keluarganya yang kemudian untuk dirinya. Tapi sebagian lagi harus berjuang belajar spiritual dari orang lain untuk diri sendiri dan untuk keluarga. Aku harus berjuang!

Sesaat aku menjajarkan telapak kaki kanan dan jari jempol kananku. Tegambar indah lambang cinta yang diukir Allah dalam bentuk yang sama. Sesekali aku berfikir, tak pernah kutemui manusia dgn tanda lahir seperti ini. Apakah Engkau menitipkan cinta untukku? Tuntunlah aku pada hidayah-Mu, aku merindukan-Mu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar